Published Senin, Desember 15, 2014 by Hannan Izzaturrofa

For My Dearest, Benarkah Aku Sudah Terlupakan?

Dear, kamu.

Apa kabar? Mungkin itu adalah pertanyaan penuh basa-basi yang sering ingin aku tanyakan padamu. Sekadar ingin. Sebuah pertanyaan sederhana yang dulu sebenarnya sudah pasti aku tahu jawabannya tanpa aku tanyakan padamu. Ya, dulu saat kita masih dekat. Sangat dekat.
Lucu rasanya jika mengingat kembali kedekatan kita saat itu. Kita berdua bagaikan kakak-adik yang sudah lama terpisah dan dipertemukan kembali saat itu. Kita berdua saling bertengkar manja, saling menjaga, saling memberi saran, saling sindir-menyindir hanya untuk sekadar dekat. Tapi itu dulu, sebelum negara api menyerang hahaha.
Salah memang awal pertemuan kita. Kita berdua menjadikan diri kita berdua sebagai pelampiasan. Kamu yang dulunya tidak percaya cinta dan selalu minta pendapatku. Aku yang dulunya berusaha untuk move on.
Apakah aku jatuh cinta? Apakah aku menyukaimu? Aku tidak tahu. Yang aku tahu, aku senang jika ponselku berdering karenamu. Yang aku tahu, aku senang jika setiap hal kecil yang aku lakukan selalu menarik perhatianmu. Yang aku tahu, aku senang jika kamu lebih memperhatikan aku dibandingkan kedua temanku. Yang aku tahu, aku senang jika akulah orang pertama yang tahu keadaanmu.
Tapi, sekarang semua berbeda. Benarkah aku sudah terlupakan?
Read More
Published Senin, September 15, 2014 by

Embun

Embun
Datang menemui pagi
Di tempat gadis kecil berdiam diri
Berteman sepi
Setiap pagi
Gadis kecil selalu menanti
Datangnya embun pagi
Berharap embun mengerti
Akan harapan diri
Tapi
Embun tak suka didekati
Embun tiba-tiba pergi
Meninggalkan gadis kecil sendiri
Kembali berteman sepi
Embun lebih memilih pergi
Embun lebih suka pagi
Embun lebih suka sendiri
Read More
Published Minggu, September 14, 2014 by

Quotes: 14 September 2014

"Jangan katakan apa yang kamu ketahui, tetapi ketahuilah apa yang akan kamu katakan. Sebuah presepsi buruk dapat timbul hanya karena ucapan yang tidak berlandas."  Han
Read More
Published Jumat, September 05, 2014 by

Quotes: 5 September 2014

Ya Allah, saat ini aku sedang menyukai salah seorang ciptaan-Mu. Untuk itu aku mohon, tolong bimbing hatiku. Aku tidak mau terjerumus ke dalam lembah kemaksiatan. Ya Allah, ku titipkan perasaan ini kepada-Mu. Jika memang dia jodohku, jaga hatiku. Tetapi jika memang dia bukan jodohku, sirnakan perlahan rasa ini, Ya Allah. Jangan sisakan sedikitpun di hatiku. Aku tidak mau membagi cintaku selain untuk pendamping hidupku. Aamiin.  Doa seorang hamba yang lemah, yang merindukan surga-Mu.
Read More
Published Jumat, September 05, 2014 by

Ketika Hannan Jatuh Cinta

Taraaaa. Aku balik lagi nih buat posting-posting tulisan-tulisan lagi. Ada yang komentar sih di askfm. Eh, kali ini postingannya 'sedikit' sensitif yaa. Soal jatuh cinta ^_^

Hmm.. Kita mulai aja ya.
Jadi gini. Kalau ada yang nanya, "Hannan pernah jatuh cinta?" aku bakal jawab "iya". Kalau ada yang nanya, "Hannan pernah ada hubungan sama lawan jenis?" aku bakal jujur, aku juga bakal jawab "iya". Tapi kalau ada yang nanya, "Hannan menyesal dulu pernah jatuh cinta?" aku justru bakal jawab "enggak". Hahaha.
Eh, jangan salah paham dulu. Aku jelasin yaaa..

Jatuh cinta itu hal yang wajar kok. Semua orang pasti pernah ngerasain jatuh cinta. Bayi yang baru lahir aja pasti udah jatuh cinta sama orang tuanya. Buktinya, bayi bakal nangis kalo jauh dari orang tuanya. Biasanya kan, bayi cuma mau tenang kalo digendong sama orang tuanya, terutama ibunya. Itu tuh, karena jatuh cinta. Soalnya perasaan itu tuh udah fitrahnya manusia. Semua pasti ngerasain deh pokoknya.

Tapi beda sama jatuh cinta yang ditujukan ke lawan jenis ya. Itu lebih 'sensitif'. Kenapa? Karena kita sebagai seorang muslim/muslimah harus bisa yang namanya ngejaga 'izzah' kita. Tau kan apa itu izzah? Izzah itu kayak kehormatan kita. Kehormatan sebagai seorang muslim/muslimah di mata Allah SWT. Nah, pasti kalian heran, kenapa aku bahas soal izzah di sini sedangkan aku pernah pacaran, ya kan? Hmm..

Jadi gini, aku emang pernah ngerasain punya hubungan sama lawan jenis. Udah cukup lama sebenernya. Tapi itu dulu, jauh sebelum aku mulai mengenal siapa sih aku sebenernya. Kenapa aku bilang gitu, ya karena aku mulai sadar kalau namaku itu punya arti yang bagus. Izzaturrofa. Tau artinya? Kehormatan yang tinggi. Heeuh. Bertolak belakang sama sikapku yang dulu.

Eh tapi kalau sekarang udah nggak lagi kok. Aku juga lagi berusaha buat nggak terjerumus lagi. Hubungan itu nggak sebahagia yang kalian bayangin loh. Awalnya iya manis, ujung-ujungnya busuk juga. Berantem mulu kerjaannya. Sedikit-sedikit bete, ngambek, gitu-gitu mulu. Tiap hari kudu sms-an, 24 jam, apa nggak keriting tuh tangan. Belum tentu juga kan dia itu yang bakal jadi pasangan hidup kita, ya kan? Bayangin deh, udah lama-lama deket, eh dia nikahnya sama orang lain. Sakitnya tuh di sini *nunjuk dompet*. Hahaha. Kan banyak tuh yang kalo jalan-jalan buang-buang duit buat berdua gituuu.

Hahaha. Tapi bukan berarti aku nggak jatuh cinta lagi loh ya. Aku emang nggak nyesel dulu pernah jatuh cinta, tapi justru aku nyesel karena nggak bisa jaga perasaan itu. Dulu aku terlalu berlebihan. Kalau kata orang dulu sih, "terlalu dibuai asmara" gitu. Kalian-kalian yang belum pernah ngerasain, jangan sampai nyobain yaaa. Nggak enak loh. Entah itu cuma hubungan deket biasa atau sampai pacaran, dua-duanya sama aja. Trus, kalian-kalian yang udah pernah ngerasain atau justru lagi "otw", aku doain biar nggak bakal ngulangin lagi dan nggak akan pengen ngerasain lagi.

Mendingan sih, kita nyobain buat mencintai dalam diam. Kalau kata kakak mentorku hari ini, "Kalau jatuh cinta sama orang, disimpan aja. Jangan terlalu diumbar-umbar. Yang ada malah bikin penyakit hati". Eh tapi beneran loh. Coba kalau kamu suka sama si A, trus kamu cerita ke B, C, D, E dan seterusnya. Aku yakin, tiap si A lewat, pasti mereka-mereka itu bakal ngejekin kamu terus. Nah, malah bakal ada gejolak-gejolak kan?

Hari ini juga ada temen aku yang ngasih tau aku sebuah hadits. Gini nih:
Barangsiapa yang cinta dan benci karena Allah serta memberi dan enggan memberi karena Allah, maka telah sempurnalah imannya. [HR. Abu Daud no. 4681]
Lagian, jatuh cinta dalam diam itu lebih asik loh. Kita jadi lebih bisa buat jaga diri. Si doi juga nggak tau kan, kalau kita lagi suka sama dia. Nggak bakal malu-malu kalau ketemu dia. Paling merona dikit laaah. Pokoknya cukup kita dan Allah deh yang tau perasaan itu. Kita simpen sendiri gitu. Kalau ada yang protes, "Masa dipendem sendiri? Kan nggak baik." Heeuh. Hey! Kita punya Allah, kenapa nggak ngadu ke Allah aja? Dijamin nggak bakal bocor dan lebih bikin hati kita tenang kan?
 
Trus kalau kalian takut si doi malah pergi sama orang lain karena nggak diungkapin, itu kalian salah besar. Emangnya kalau kalian ungkapin, kalian yakin dia bakal jadi pendamping hidup kita kelak? Atau justru kita cuma masuk ke daftar mantan-mantannya dia? Hahaha. Jodoh udah diatur sama Allah kok, jadi nggak usah khawatir. Pasti ada saatnya kita dipertemukan sama jodoh kita. Hehehe. Bukannya aku menggurui atau lagi sok jadi orang bener ya. Justru karena aku udah pernah ngerasain, jadi aku mau share pengalamanku itu. Pengalaman terburuk yang mudah-mudahan bisa jadi pelajaran buat kalian-kalian yang baca ini. Jatuh cinta itu boleh, tapi alangkah baiknya kalau perasaan itu terjaga. Biar lebih berkualitas. Semoga kita selalu di dalam lindungan Allah SWT. Aamiin..
Wahai para putri raja, tenanglah dalam penantian. Pangeran-pangeranmu sedang mengendarai kuda putih menuju istanamu. Ia sedang berjuang untuk memusnahkan tumbuhan liar dan membuatkan istana baru untuk kalian berdua. Bersabarlah. Istana itu akan sangat indah jika kalian mau bersabar. Hannan Izzaturrofa
Read More