Published Selasa, Desember 22, 2015 by

Seseorang Bercerita Padaku Pada Umur 20

Seseorang pernah bercerita padaku, dan beginilah ceritanya.
**
Jumat kemarin, saat ummi berkunjung ke Bandung, aku sempat bercerita dengannya sebelum tidur. Aku menceritakan tentang teman-temanku yang akan dan sudah menikah. Undangan yang bertumpuk-tumpuk dan meminta saran bagaimana untuk mendatanginya. Sepuluh menit, obrolan itu masih mengalir seperti biasanya, hingga sebuah kalimat tiba-tiba keluar dari bibir miliknya.
"Kalau kamu, kapan nikahnya?" Aku langsung tertawa seraya mengalihkan pembicaraan dengan mencari topik lain. Namun, sepertinya kali ini ummi tidak mau kalah.
"Umur sudah 20, kapan nikahnya?"
"Nggak tahu, mi. Masih lama mungkin, jodohnya aja belum kelihatan." Jawabku sekenanya. Kali ini ummi yang tertawa, dan membiarkanku berkutat dengan berbagai macam pikiran-pikiran yang berkemelut di otakku.
**
Menikah. Sebagian orang mungkin menganggapnya sebagai sebuah hal yang tabu. Apalagi, bagi 'masyarakat modern' diumur dua puluhan yang masih duduk di bangku kuliah. Pikiran akan tugas akhir dan kuliah lanjutan yang akan dituju, ataupun perkantoran yang sesuai dengan minat dan kemampuan seakan menutupi salah satu list kehidupan tersebut. Namun, terdapat sebagian orang yang juga menganggap menikah merupakan sesuatu yang harus dipikirkan ketika sudah memasuki kepala dua.

Aku tidak tahu masuk ke dalam bagian yang mana. Namun, kalau dibilang aku sudah memikirkan mengenai hal itu, tentu saja sudah. Aku sudah lelah dengan cinta yang menye-menye dan hanya menyakitkan hati. Rasanya ingin menikah saja, merasakan menjadi istri dan ibu muda. Duh, sayangnya, aku sendiri tidak tahu apakah aku sudah siap atau belum untuk menjalani hal tersebut. Sebagian hati kecilku terkadang berkata hal yang berbeda dengan bagian yang lain.

Aku jadi teringat saat aku masih duduk di tingkat 1, saat seseorang berkata bahwa ia telah serius padaku. Ia sudah menabung dan mempersiapkan semuanya. Pun, rencana untuk bertemu dengan orang tuaku sudah diutarakannya. Namun, aku menolaknya. Jujur, aku akui jika sebagian kecil dari alasan aku menolak adalah karena aku belum siap. Aku baru memasuki masa kuliah dan masih ingin bermain. Rasanya aku baru lulus SMK kemarin, dan belum siap untuk menghadapi semuanya. Tapi, tidak hanya itu saja. Karena seseorang itu hanya ingin mengungkapkan keseriusannya pada orang tuaku dan menyuruhku untuk menunggu hingga ia lulus kuliah, orang tuaku pun ikut menolaknya. Katanya, boleh bertamu, namun tidak ada ikatan. Entah apa yang aku pikirkan saat itu, namun, aku lebih memilih menolaknya terlebih dahulu sebelum ia bertamu pada orang tuaku.

Ah, kalau saja saat itu aku menerimanya, pasti saat ini akan ada orang yang intens menghubungiku. Menanyakan kabar serta menaruh perhatian lebih padaku. Mengisi hari-hari sepiku dengan pesan-pesan tak bermutu. Bertemu di kampus pun tidak akan canggung dan saling membuang muka. Ya, penyesalan pasti ada. Tapi itu sudah menjadi masa lalu yang sepertinya sudah tidak ada lagi dalam kamus kehidupan masa depanku. Toh, saat ini ia telah bahagia dengan 'calon'-nya yang baru, walaupun terkadang aku harus mengelus dada karena melihat mereka berduaan atas nama taaruf yang mereka genggam. Kalau dipikir-pikir, ada baiknya juga, karena bukankah itu sama saja dengan berpacaran? Ah, kali ini aku harus berpegang teguh pada prinsipku. Harus.

Kembali ke topik.
Kata menikah yang sepertinya sudah tidak asing lagi di semester ini sepertinya mulai merasuki hidupku. Rencana kehidupan yang ingin menikah muda rasanya sudah mulai membuatku enek. Rasanya ingin cepat-cepat, namun takut. Takut melangkah dan terkesan terburu-buru. Namun, hati dan pikiran seakan resah menanti kedatangan pangeran berkuda putih yang tak kunjung datang. Ah, galau deh. Sebenarnya masih panjang, namun aku bingung bagaimana merangkai kata-katanya. Jadi, aku sudahi saja ya.

Intinya, seseorang mengatakan bahwa ia tidak ingin buru-buru menikah. Tetap ada target. Namun, jika ada yang ingin melamarnya sekarang, ia sudah siap. Insya Allah. Adek sudah cukup lelah bang, begitu katanya.
Berdoa saja, semoga Allah mempermudah jalan yang akan dilalui oleh jodohmu. Tak perlu resah, tunggu saja. Jodohmu sedang mempersiapkan kapal terbaiknya untuk berlabuh bersama keluarga kecilmu. Kamu juga harus mempersiapkan pakaian dan makanan terbaik untuknya. Ummi 

Seseorang pada umur 20 (Desember, 2015)
Read More
Published Sabtu, Desember 05, 2015 by

Sudah siap, kah?

Hai tubes, sudah siapkah dirimu akan hari esok? Mari kita selesaikan permasalahan ini secepatnya. Read More
Published Sabtu, November 21, 2015 by

Rencana Masa Depan

Sepertinya, akhir-akhir ini aku kurang produktif. Menyia-nyiakan waktu dengan begitu mudahnya. Pengeluaran menjadi semakin membengkak, sedangkan pemasukkan semakin tersusut. Kebutuhan terus bertambah, namun seakan tak ada artinya.
Sepertinya, akhir-akhir ini aku mulai terlena. Melupakan timeline kehidupan yang telah susah payah direncanakan. Melakukan sesuatu yang tak ada gunanya. Sehingga menghancurkan angan akan kesuksesan.
Sepertinya, akhir-akhir ini mulai berantakan. Rencana masa depan seakan sirna. Ah, aku harus kembali.
Read More
Published Jumat, November 20, 2015 by

Orang Bilang

Orang bilang, jatuh cinta itu berjuta rasanya.
Orang bilang, jatuh cinta itu adalah anugerah.
Orang bilang, jatuh cinta itu merdu, menenangkan, dan indah.
Mereka--orang yang bilang--merasakannya, tapi, mengapa aku tidak?

Aku pernah merasakan jatuh cinta, dan jujur, aku benar-benar benci merasakannya. Pasti kalian secara tidak sengaja pernah membaca kalimat tersebut. Ya, seorang teman pernah menulis kalimat serupa dalam blognya. Awalnya, aku tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Namun, semakin hari, rasanya pernyataan tersebut mulai merasuki kehidupanku.

Aku menyesal, dan benci telah jatuh cinta. Terlebih saat aku mengetahui bahwa sosoknya bukanlah sosok yang terbaik untukku. Dan orang bilang, saat ini, aku sedang patah hati.
Read More
Published Kamis, November 12, 2015 by

Bingung

Saya bingung
Karena lupa bagaimana caranya mengoding
Hingga membuat saya jenuh
Dan ingin meninggalkan semuanya
Sendiri

Read More
Published Rabu, November 04, 2015 by

Takut

Ini sudah malam. Tapi aku belum bisa tidur. Dan saat aku mencoba untuk memejamkan mata, tiba-tiba aku merasa takut. Amat sangat takut.

Aku takut kehilangan seorang teman lagi. Ya, berkaca dari pengalaman sebelumnya, tidak banyak kenalan baru yang hanya menjadi 'teman seumur jagung', alias, hanya dekat dalam kurun waktu yang benar-benar singkat. Dahulunya dekat bak sahabat sejati, tapi sekarang, berubah menjadi orang tak dikenal. Canggung. Masa bodoh. Tak peduli. Ah, aku jadi sedih dibuatnya. Sebegitu susahnya kah mencari sahabat sejati di dunia ini?
Read More
Published Selasa, November 03, 2015 by

Sadar

Aku sadar, aku sudah dewasa. Seharusnya, sudah bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Tapi, terkadang aku masih bersikap seperti anak-anak. Melakukan sesuatu yang mungkin akan menimbulkan rasa benci. Ah, mungkin aku sudah lelah.
Read More
Published Minggu, November 01, 2015 by

Maaf, Saya Tidak Peka Kode

Hari ini, saya bertemu dengan dirimu. Namun, maaf, saya tidak peka kode. Haha. Lain kali kalo mau mengungkapkan sesuatu, nggak usah pake kode ya. Susah dimengertinya :)
Read More
Published Sabtu, Oktober 31, 2015 by

Hopeless Love

How beautiful that smile is
Time stands still when I see you
How did this love happen to me
The things you say, the moves you make
Make my heart keep pounding and pounding
But I keep my door firmly closed
*
Oh your eyes that are looking at me aren't the same as mine
It is very sad to know how you feel
**
I know it's hopeless that's why when I look at you
Its so hard for me because I love you so much
It hurts to hear that we're just friends
I stand out of the line I'll never cross
Though it hurts, I just can't turn away
This hopeless love
Just a little later, just one more glance
Then I'll settle my mind, at least I believe so
But in reality it only gets bigger and bigger
My feelings for you grow deeper and deeper
Out of my control, I don't get any better
Back to *
Lonely, how I look at you
This hopeless love only hurts
Back to **


Park Jimin Hopeless Love
Read More
Published Minggu, Oktober 25, 2015 by

Akhirnya Aku Tersadar Bahwa Aku Membencimu

Aku sebal. Aku kesal. Aku badmood, tidak karuan.
Dan aku baru tersadar, bahwa aku membencimu. Aku benci diperlakukan seperti ini. Aku benci sikap pedulimu. Aku benci perhatianmu. Aku benci saat kau ganggu aku. Aku benci saat kau memanggilku. Aku benci saat kau memandang ke arahku. Aku benci saat kau mengajakku bicara. Aku benci omong kosong itu. Dan aku benci karena aku harus kecewa, saat aku terlanjur berharap padamu.
Read More
Published Minggu, Oktober 18, 2015 by

ERROR DETECTED

Entah mengapa sebulan belakangan ini aku merasa tubuhku semakin tidak karuan. Lelah? Tidak juga. Buktinya aku tidak merasa mengantuk atau semacamnya. Aku tetap dapat beraktivitas seperti biasa sebagaimana mahasiswa pada umumnya. Kuliah, berorganisasi, bermain, tetap aku lakukan seperti biasa. Hanya saja akhir-akhir ini aku merasa bahwa tubuhku sedang memberontak.
Orang bilang, aku sedang error.

Ya, sebulan belakangan ini rambutku sedang rontok parah. Berkali-kali aku menyapu lantai kamar, tetap saja helaian rambut itu tampak berceceran di mana-mana. Teman terdekatku bilang kalau mungkin saja aku sedang stress berat. Ah, tapi tidak juga. Justru kerontokan rambut ini yang membuatku merasa gundah gulana galau merana, alias stress berkepanjangan. Rambut hitam lebatku tampak mulai menipis, walaupun masih terlihat lebat. Menyedihkan. Dan aku mulai takut menjadi botak.

Selain itu, tidak hanya kerontokan rambut saja yang membuatku stress, tetapi juga akhir-akhir ini aku sering tersandung. Benar-benar tersandung. Meskipun aku sudah melihat jalan dengan benar, tetap ada saja yang membuatku tersandung. Entah itu batu, jalananan yang tidak rata, ataupun tersandung oleh kakiku sendiri. Tapi aku tidak pernah sampai terjatuh. Ah, sebenarnya persoalan sandung-menyandung ini sudah lama aku alami. Hanya saja, tidak tahu kenapa akhir-akhir ini tampak menjadi lebih intensif.

Tidak hanya sampai di situ, keseimbangan tubuhku pun akhir-akhir ini patut dipertanyakan. Bagaimana tidak? Saat aku mengendarai motor bersama dengan teman-temanku, tiba-tiba aku oleng dan terjatuh. Tanpa ada angin maupun hujan. Tanpa ada sesuatu maupun siapapun di depanku. Jatuh begitu saja saat hendak berbelok. Pun saat aku sedang berjalan di lorong sebuah gedung, tiba-tiba aku kehilangan keseimbangan dan menabrak tembok. Cukup unik bukan? Hal yang sama seperti saat aku tinggal di asrama. Selalu berjalan menempel tembok sebelah kiri. Ya, selalu kiri. Mungkin karena otak kanan dan kiriku tidak seimbang. Entahlah. Tapi kalau soal mengendarai motor, mungkin saat itu aku sedang kelelahan dan tak sanggup untuk menahan beban saat berbelok.

Dan yang terakhir, tampaknya kulitku semakin hari semakin menjadi sensitif. Kulitku semakin mudah terluka ketika terkena detergen. Ia juga mudah memerah dan gatal ketika terkena panas, serta terkelupas ketika terkena sabun. Ah, sungguh unik kondisi tubuhku saat ini.
Dan aku butuh pulang.

Ya, tidak seperti di drama-drama yang menyatakan bahwa kondisi yang aku alami merupakan tanda-tanda dari penyakit yang mematikan. Tidak. Aku menyanggah dengan keras. Mungkin saja aku hanya sedang rindu akan rumah dan seluruh penghuninya. Aku rindu membaca di sebuah ruangan yang dipenuhi dengan rak-rak buku penuh kenangan. Aku juga rindu akan canda tawa di setiap sudut ruangan. Pun aku rindu masakan rumahan, serta suara-suara saat pagi menjelang.

Ya, aku rindu. Karena aku tidak begini saat di kampung halaman. Ah, aku benar-benar rindu. Namun aku tidak bisa pulang.
Read More
Published Kamis, Oktober 15, 2015 by

Terima Kasih Ku Ucapkan Kepada Susu Strawberry dan Dering Telepon Sore Itu

Duh. Kesel banget sama ujian hari ini. Nggak ngerti deh. Laper. Pokoknya kalo nggak ada abang-abang yang jualan susu strawberry pasti aku udah merengut-ciut deh. Mood-ku lagi buruk banget pokoknya. Untung juga sore tadi tiba-tiba abi iseng nelpon. Tumben loh abi nelpon haha. Biasanya abi nelpon kalo lagi mau main ke bandung doang. Itupun cuma bilang kalo abi udah keluar tol._. Duh tangan gatel pengen nulisin isi obrolannya. Nggak papa ya? Jadi 13 menit 40 detik tadi tuh terpakai untuk obrolan nggak jelas kayak gini:
A : Abi
U : Ummi
H : Hannan
*Ada telepon masuk. Posisi lagi di kamar temen* Loh? Tumben abi nelpon! *Spontan teriak dan langsung lari keluar kamar.
H : Assalamu'alaikum
A : Wa'alaikumsalam
H : Kenapa bi?
A : Pengen nelpon aja. Nggak boleh?
H : Eh bukan gitu, kirain kan ada apaan.
A : Kalo nggak pengen ditelpon juga nggak papa kok. Abi matiin nih.
H : Eh nggak gituuu...
A : Pasti lagi di kamar temen. Tadi bilang tumben abi nelpon.
*Dalam hati mikir, perasaan tadi aku teriak dulu baru angkat telepon, kenapa bisa kedengeran ya?*
H : Iya, tapi cuma ngobrol biasa aja bi. Emang kenapa kok nelpon?
A : Nggak boleh?
H : Dih, abi mah. Eh, lagi ada ummi ya? Oh iya! Pantes nelpon.
A : Nah, iya ada ummi. *Abi jujur banget*
H : Emang abi sama ummi lagi ngapain?
A : Nggak ngapa-ngapain. Abi baru pulang kerja.
H : Oh....
A : Kamu ngapain di kamar temen?
H : Nggak ngapa-ngapain. Cuma ngobrol aja.
A : Oh.... *Gitu aja terus-_-*
H : Aku besok mau main bi.
A : Kemana?
H : Nggak tau mau kemana. Ke lembang kayaknya sama temen-temen.
A : Loh nggak ujian?
H : Kan besok libur.
A : Oh.. Kamu minggu depan nggak jadi pulang emangnya kenapa?
H : Ada acara bi.
A : Acara apaan?
H : Kayak lomba-lomba lab gitu. Terus nyiapin buat pelatihan matlab. Trus.. apa ya? Lupa.
*Kedengeran suara ummi samar-samar. Kayaknya telponnya diloudspeaker deh*
A : Tuh ummi nanya, emang pelatihan matlab itu kapan?
H : Tanggal limaaa..
A : Tuh ummi nanya lagi, emang matlab itu apaan?
U : Dih, orang ummi nggak nanya apa-apa jeh.
*Trus ummi ketawa. Abi juga ketawa. Trus aku jadi bingung*
H : Dih itu mah abi sendiri yang nanya. Orang abi udah tau jawabannya jeh.
A : He-he-he. Emang nggak bisa izin?
H : Nggak bisa bi. Aku udah kebanyakan izin hehehehe.
A&U : Dasar *Kompak banget*
H : Iyaa abis gimanaaa..
U : Nggak papa izin aja lagi
H : Dih ntar aku dimarahin.
U : Yaudah pulangnya besok aja.
H : Dih kan sabtu aku ada ujiaan..
U : Yaudah pulangnya minggu depannya lagi aja.
H : Dih kan udah kuliah.
U : Yaudah nggak usah pulang kalo gitu.
H : Dih pengennya pulaang~
A : Dih maunya apa jeh.
H : He-he. Ummi sama abi dong ke bandung.
A : Kan abi besok kerja.
H : Yaudah ummi aja yang ke bandung.
U : Ummi ke sana naik apa?
H : Travel laaah..
U : Ummi ke sana sampe sana malem. Trus kamu tidur. Trus paginya ditinggal ke kampus gitu?
H : Kan aku libur mi besok.
U : Lah tapi katanya tadi mau main.
H : Lah kan beda cerita. Kalo ummi ke sini ya aku nggak jadi main.
U : Dih. Orang besok ada mbah sama bude lies jeh.
H : Yaudah ajakin mbah sama bude ke bandung aja.
A : Dih, orang mbah sama bude main ke purwokerto jeh.
H : Lah? Trus yang ke bandung siapaaa?
*Trus aku diketawain*
U : Lah kalo deket mah pasti di samperin nan.
H : Lah kan ummi lagi di jakarta, deket dong.
U : Tapi kan besok ummi pulang.
H : Dih mampir ke bandung aja duluuu
A : Kamu aja yang ke purwokerto
H : Dih kan aku udah bilang kalo aku nggak bisa pulang bii..
A : Oh iya abi lupa.
H : Makanya ke bandung.
U : Dih nggak bisaa.. Azizah udah minta ummi cepet pulang.
H : Yah, yaudah *Ngalah*
A : Emang kamu acaranya yang lomba-lomba itu ngapain aja?
H : Penutupan bi. Tanggal 25. 25 tuh hari apa ya?
A : Minggu.
H : Nah iya minggu. Eh, minggu bi?
A : Iya. Kan kamu bisa pulang tuh. Ntar minggu ke bandungnya sama abi.
H : Oh iya ya. *Terpengaruh* Ntar aku tanya dulu deh ke temen aku.
U : Nah, tanyain juga tuh si Hilmi jadi pulang apa enggak. Biar bareng.
H : Udah aku tanyain mi, katanya jadi.
U : Tanyain lagi. Hilmi kan masih kayak anak kecil he-he. *Ummi ketawa sendiri, nggak jelas*
H : Dih. Iya ntar aku tanyain lagi Hilminya.
U : Nah yaudah, biar pulangnya barenga aja. Kamu pesenin travelnya.
H : Dih kok aku?
U : Ya abis Hilmi gitu.
H : Iya deh.
A : Yaudah udah mau maghrib. Udahan dulu yaa..
H : Iyaa bii..
A : Eh, kamu bilang abi turun 8kg maksudnya apa?
H : Loh, kan emang turun segituu kata abi.
A : Dih kata siapa?
H : Dih orang abi sendiri jeh yang bilang pas di cirebon.
U : Kapan?
H : Pas lagi kumpul.
A : Emang pernah kumpul?
H : Diih, pas om isa kakinya di apain itu sama mas Adit loh.
A : Dih orang nggak pernah jeh.
H : Dih, abi mah suka lupa. Orang abi sendiri jeh yang bilang.
U : Kayaknya Hannan lagi error deh
H : Dih abi sendiri jeh yang bilang
A : Ha-ha-ha. Yaudah deh. Udahan dulu yaa di situ udah maghrib kan?
H : Belum jeh bi.
A : Lah kok belum?
H : Dih ya nggak tau orang emang belum jeh.
A : Yaudah deh. Udahan dulu yaa..
H : Iyaaa...
A : Jangan lupa sholat yaa...
H : Iyaa...
U : Jangan lupa tanyain temenmu sama adikmu tuh jadinya gimana..
H : Iyaa...
A : Iya-iya mulu.
H : He-he-he. Yaudah bi,
A : Yaudah. Assalamu'alaikum
H : Wa'alaikumsalam
Tamat

Nggak jelas kan? Iya emang nggak jelas banget. Tapi ketidak-jelasan itu bisa bikin mood-ku langsung naik gitu haha. Alhamdulillah. Pokoknya makasih banget buat abang penjual susu strawberry, serta abi dan ummi yang dengan tidak sengaja mampu membuat mood-ku kembali. Aku terharu :' Bye!
Read More
Published Rabu, Oktober 14, 2015 by

Mencoret, Mendengar, Menulis, Menghapus

Aku sedang suka mencoret. Di kertas, di papan tulis, maupun di selembar tisu. Entah sebenarnya apa yang aku coret. Tidak begitu jelas. Terkadang aku menulis sebuah lirik lagu yang sepintas lewat di telingaku, atau mungkin kalimat-kalimat yang sedang berputar di otakku, ataupun curahan hati seorang teman saat itu.

Selain mencoret, aku juga sedang suka mendengar. Kalimat apapun itu, terkadang dapat dengan mudah menarik perhatianku. Aku suka mendengarkan suara orang yang sedang bernyanyi meskipun terkadang terdengar begitu fals. Aku juga suka mendengarkan cerita siapapun itu yang ingin bercerita padaku. Meskipun awalnya ia tidak bermaksud menceritakannya kepadaku, tapi aku sering mencuri-curi kesempatan untuk mendengarkan cerita itu. Menyengaja untuk masuk ke dalam forum mereka dan seketika berubah menjadi orang yang sok tahu. Kalau orang bilang sih, aku kepo.

Aku juga saat ini sedang suka menulis. Tampaknya aku sedang begitu bersemangat untuk menceritakan semua yang aku alami setiap harinya. Tidak hanya menulis di blog seperti ini, tapi juga menulis di hampir sebagian besar sosial media yang aku miliki. Ah, tapi untuk yang satu ini, sepertinya aku tahu apa penyebabnya. Mungkin karena aku baru menyadari bahwa aku tidak bisa mengoding dan buta teknologi masa kini sedangkan aku kuliah di jurusan informatika. Atau karena aku ingin bercerita, namun aku tidak tahu harus menceritakan hal itu kepada siapa. Atau mungkin karena aku sedang galau karena cinta? Lho.

Yang terakhir, aku sedang suka menghapus. Aku suka menghapus tulisan-tulisan yang baru beberapa menit yang lalu aku tulis. Aku juga suka menghapus kenangan lama antara aku dan dirimu (yang satu ini cuma bercanda kok). Tapi mungkin aku terlalu menyukai menghapus sesuatu, sehingga saat ini aku telah menghapus sebagian besar postingan blog dan fotoku di instagram. Beberapa diantaranya memang sengaja aku hapus karena ternyata justru mengingatkanku pada masa lalu. Eh, jangan salah. Masa lalu tidak melulu soal cinta.

Tapi yang pasti, saat ini aku sedang tidak suka belajar dan mengerjakan tugas. Sepertinya aku butuh pulang. Kangen.
Read More
Published Selasa, Oktober 13, 2015 by

Puisi: 13 Oktober 2015

Jatuh cinta memang sakit.
Terlebih ketika harus menjadi salah satu dari dua orang yang saling mencintai,
namun berprinsip untuk saling memantaskan diri.
Berusaha untuk sekadar mengagumi,
namun hasrat terus meninggi.

Jatuh cinta memang sakit.
Ketika harus mengontrol diri untuk tidak saling berkomunikasi.
Lelah hati menahan rindu yang bergejolak dalam diri.
Hanya mampu berdoa kepada Sang Pemilik Hati. 

Jatuh cinta memang sakit.
Tapi yakinlah, di balik sabar dan sakitmu,
akan ada bahagia menanti.
Ya, suatu saat nanti.
Ketika cintamu dihalalkan oleh ikatan janji suci.

Jatuh cinta memang sakit.
Namun bersabarlah.
Karena sesungguhnya pacaran setelah menikah jauh lebih indah.
Read More
Published Senin, Oktober 12, 2015 by

Tampilan Baru

Tampilan baru. Dari cokelat menjadi putih, hitam, dan abu-abu. Tak indah memang, namun setidaknya itu hasil coretanku. Ah! Maafkan aku. Karena merubah tampilan lamamu. Tidak. Aku tetap menghargaimu. Hanya saja, aku ingin suasana baru. Suasana yang mampu menyenangkanku. Ia memang berbeda darimu. Berantakan, sederhana, tapi lucu. Oh sungguh! Aku lebih menyukaimu.
Tampilan baru. Dimaksudkan untuk mengubur masa lalu.
Read More
Published Kamis, Oktober 08, 2015 by

Puitis dan Melankolis

Mungkin kalian heran, mengapa pagi ini aku menulis dengan bahasa yang puitis. Eh, bukan puitis, hanya saja melankolis. Eh, bukan melankolis. Ah, entahlah. Yang pasti aku menulis dengan bahasa yang berbeda. Mengapa? Bukan karena aku ingin meniru para blogger di luar sana. Tidak. Hanya saja aku ingin menulis dengan gaya bahasa yang berbeda. Ya, berbeda.

Aku merasa malu. Aku merasa tersindir. Melihat teman-temanku yang kini sudah jauh melangkah di dunia sastra dan meninggalkanku sendirian. Ya, aku belum bisa move on. Lebih tepatnya, aku belum mencoba untuk melangkah lebih jauh. Aku belum bergerak. Aku tetap diam di tempat tanpa perubahan.

Tapi, ya sudah lah. Setidaknya kini aku sedang mencoba untuk kembali. Aku mencoba untuk mengambil langkah. Doakan saja, semoga aku tidak kembali berhenti.
Read More
Published Rabu, Oktober 07, 2015 by

Mata Hati

Wkwk pengen ketawa baca judulnya. Abis bingung sih mau ngasih judul apaan. Berhubung hari ini kayaknya hari yang penuh dengan permasalahan hati, jadinya gitu deh judulnya. Tapi sebenernya isi postingan ini fokusnya bukan ke hati hahaha.

Oke langsung aja ya. Jadi kan, hari ini tuh temen aku ceritanya ada yang galau gitu. Gara-garanya ya dia ngerasa kalo orang yang dia suka itu berubah. Ya kayak ngejauhin gitu deh pokoknya. Entah itu emang beneran ngejauhin atau dianya aja yang baper, aku nggak tau ya. Jadi kan, gara-gara galau itu lah dia curhat sama anak lab. Dia cerita gitu apa yang dia rasain plus nanya pendapat baiknya gimana. Ih, pokoknya tadi itu pertama kalinya aku cerita-cerita sama anak lab soal hati deh hahaha. Ya walaupun bukan aku juga sih yang cerita, tapi seenggaknya aku jadi tau dikit-dikit jalan pikiran mereka.

Nah terus, ada nih temen aku kan. Kalo aku ngbrol sama dia, aku jadi inget adik aku yang laki-laki, ituloh si Hilmi hahaha. Abis sama gitu sih sifatnya, trus juga bakal dikurangin uang jajannya sama ummi kalo ketahuan pacaran wkwk. Tapi bedanya, kayaknya sih temen aku itu beneran belum pernah pacaran deh. Sedangkan Hilmi mah, pacaran mulu kerjaannya. Walaupun misal dia lagi nggak punya pacar ya tetep gebetannya banyak._. Jadi diem-diem gitu kalo pacaran dan belum pernah ketahuan. Dan kalopun aku tau, aku disogok hahaha. Tapi karena aku juga males ya yang namanya ngadu-ngadu gitu, ya jadinya aku juga diem-diem aja. Eh, tapi kayaknya abi pernah tau deh, tapi abi juga diem-diem aja. Malah ngadu ke aku waktu itu ding. Aneh kan ya? Hmmm.

Lanjut. Nah, temen aku ini juga ternyata suka nulis. Katanya sih dia udah pernah nerbitin buku gitu. Duh, jadi sedih euy. Perasaan aku juga suka nulis, tapi nggak pernah jadi-jadi gitu bukunya :( Cuma sampe ikutan bikin antologi aja, itupun kayaknya nggak ada yang tau kalo aku suka nulis. Padahal, cita-cita pengen jadi penulis euy walaupun kuliah di informatika hahaha. Seih ya. Tapi ya sudahlah. Yang penting sekarang aku lagi ngusahain gimana caranya tiap minggu tuh aku harus nulis. Entah itu nulis kayak gini yang nggak penting, atau nyicil bikin cerpen/novel gitu. Doain aja ya nggak cuma wacana kayak dulu-dulu hehe.

Terakhir, nggak ada nyambung-nyambungnya sih sama cerita di atas, tapi barusan aku dapet bbm dari Hilmi. Katanya, abi mau main ke Bandung sabtu besok hahaha. Sebenernya abi cuma mau nganterin stnk sama magicom punya Hilmi sih. Tapi Hilmi ngescreenshoot bbm dia sama abi gitu. Intinya, abi nanyain aku sama Hilmi tuh kosong nggak hari sabtu gitu. Jadi kata Hilmi ya, mungkin abi mau ngajak jalan-jalan hehehe. Ah tapi abi mah sukanya gitu, nanyanya ke satu orang aja. Misal bilangnya ke Hilmi, ntar Hilmi disuruh nanya ke aku. Kalo abi bilangnya ke aku juga akunya yang disuruh bilangnya ke Hilmi. Ckck. Tapi gapapa deh, yang penting aku seneng akhirnya aku disamperin juga hahaha. Homesick euy!

Udah. Sampe situ aja ceritanya. Bye!
Read More
Published Rabu, September 30, 2015 by

Catatan Hati Seorang Hannan

Udah lama ya aku nggak update blog. Hmm. Kali ini aku pengen curhat. Kenapa aku berani curhat? Ya karena blog ini udah beralih fungsi dari blog kumpulan informasi lomba jadi blog pribadi. Jadinya aku berani buat curhat di sini deh. Mungkin nantinya bakal diprivate aja ya blognya? Duh sayang tapi, udah banyak followersnya hahaha. *abaikan*

Langsung aja ya. Nggak tau kenapa, aku akhir-akhir ini lagi banyak pikiran. Kangen keluarga. Duh, homesick banget ya? Nggak tau nih, kalo lagi banyak pikiran gini bawaannya pengen pulang aja. Pengen ketemu abi sama ummi. Tapi purwokerto teh jauh banget :( Takut kayak dulu juga, bela-belain pulang ke rumah, eh abinya juga di jakarta nggak pulang ke purwokerto. Kalo pulangnya ke jakarta, malah jadinya nggak ketemu ummi. Duh.

Eh tapi bukan itu yang pengen aku ceritain. Jadi teh, kan aku lagi banyak pikiran sekarang. Rasanya tuh kalo di tempat rame tetep ngerasanya sendiri. Pengennya pulang ke kos, ngunci kamar, matiin lampu haha. Eh tapi beneran loh. Sayangnya semester 5 itu berat sih, jadi nggak bisa skip kuliah buat gitu-gitu lagi. Sayang kalo skip, ntar jadi nggak bisa ngejer materi ckck. Materinya susah bikin sedih gitu sekarang :( Lebay yaak.

Hmmm. Aku tuh pengen cerita banyak. Tapi nggak tau mau cerita ke siapa. Kalo kata kakak sepupu aku teh, aku tuh tipe orang yang emang butuh banget orang buat tempat curhat. Udah nyoba curhat pas sholat, lega sih, tapi kayak masih butuh temen buat curhat gitu loh. Kalo ditanya punya temen curhat apa nggak, jelas punya. Tapi kalo curhat soal yang privasi banget tuh belum punya. Masih belum begitu percaya sama orang lain. Trauma. Kalo berantem atau orang yang aku curhatin itu ditanyain sama orang yang dia suka, masih suka kebeber rahasianya. Kan sedih jadinya. Kan jadi takut gitu bawaannya kalo mau cerita ckckck.

Lanjut. Jadi kan, tau sendiri kan kalo aku tuh emang susah banget sama yang namanya bergaul sama orang yang baru kenal. Pemalu gitu. Nggak bisa kayak yang lainnya yang langsung ceplas-ceplos. Eh, bukan gitu ding yang mau aku ceritain, itu beda lagi hehe. Nah jadi kan ya, aku tuh lagi dikasih tugas sama temen aku buat ngejagain seseorang. Gara-garanya seseorang itu deket banget sama cowok yang dia suka gitu. Maksudnya, kan mereka sukanya berduaan mulu ya. Jadi dia tuh sukanya ngikutin orang yang dia suka kemanapun orang itu pergi. Nungguin terus kalo orang itu belum balik ke kosan. Walaupun sampe malem. Bayangin. Nah, gara-gara itulah aku kan jadi harus ngikutin dia juga ya kemanapun dia pergi. Tapi tuh kadang aku capek :( Maksudnya, pulang jadinya kadang harus sampe malem banget gitu. Terus aku harus stay di suatu tempat tapi sebenernya di situ tuh aku gabut, nggak ada kerjaan gitu. Mau ngerjain sesuatu juga waktu dan tempatnya tuh nggak pas. Trus juga bikin salah paham jatuhnya.

Kan bukan style aku banget ya stay di mana gitu tapi gabut. Apalagi di tempat yang isinya cowok semua. Trus kadang dia jadi cemburu gitu gara-gara aku kadang diajak bercandaan sama orang yang dia suka. Kan sedih ya. Niatnya mau ngejagain malah jadi gini. Trus juga pertemanan loh yang kena batunya. Ntah itu dijutekin lah, dibetein, apalagi sampe dibentak. Duh, bawaannya pengen nangis lah. Trus juga karna udah salah paham gitu kan, jadi melebar kemana-mana. Entah dia jadi bawaannya suka nebak-nebak gitu. Ntah bilang ini suka sama aku lah, itu suka sama aku lah. Ntar dia ngejekin orang-orang itu. Kan takut jadi salah paham. Duh, pokoknya takut lah. Udah trauma sama yang gitu-gituan. Bukan apa-apa. Takutnya orangnya jadi risih kan ya, trus yang tadinya temenan biasa kan bisa jadi akunya malah dijauhin kan? Pokoknya paling nggak suka lah kalo udah masalah yang gitu-gitu. Udah cukup aku dijauhin sama orang yang aku suka karena hal kayak gitu :( 2 tahun itu udah cukup lama, jangan ditambah-tambahin lagi. Udah cinta bertepuk sebelah tangan, dijauhin lagi hahaha. 

Eh ngomong-ngomong soal cinta, aku lagi pengen move on nih hahaha. Doain yak. Kalo kata orang kan move on paling gampang itu ya pake cara suka sama orang lain kan ya. Nah, aku tuh pengen move on pake cara yang lain. Pengen bener-bener move on gitu. Nggak mau lagi sama cinta yang menye-menye, bikin sakit hati doang. Pengen ngosongin hati dulu gitu. Nunggu yang serius aja deh, udah ketuaan ah buat sakit hati hahaha. Nggak mau pacar-pacaran lagi juga. Sedih. Masa hampir 3 tahun dipertahanin ditinggal juga wkwk. Lupakan.

Duh sebenernya banyak yang aku pikirin. Tapi nggak bisa aku ceritain semuanya langsung. Ntar deh bikin part 2 nya. Pokoknya intinya aku sekarang lagi banyak pikiran. Labil juga nih bawaannya. Pengen ngilang gitu rasanya. Tapi masih ngeberatin kuliah ckck. Pokoknya stress banget lah. -__________________________-

Ah udahan deh ceritanya. Eh tapi kalo ada yang baca ini, jangan mikir yang aneh-aneh ya. Tokoh di dalam cerita ini hanyalah fiktif belaka hahaha. Bukan deng. Maksudnya tokoh yang aku ceritain di sini jangan asal ditebak-tebak gitu. Mereka pasti bukan orang yang kalian pikirin, soalnya ini tugas terselubung wkwk. *abaikan Hannan emang lagi nggak jelas* Bye!
Read More
Published Selasa, Juni 09, 2015 by Hannan Izzaturrofa

Hidup atau mati?

Pernah nggak sih, ngerasa hidup tapi nggak hidup? Berjalan tanpa jejak? Bernafas tanpa udara? Pernah nggak sih, hidup beramai-ramai tapi merasa sendirian? Berbicara tapi tak didengar? Merasa bersalah tanpa alasan?
Itu hidup, atau mati?
Read More
Published Sabtu, Mei 23, 2015 by Hannan Izzaturrofa

Pernahkah?

Pernah nggak sih, kalian ngerasa sendirian? Kalian punya temen deket, tapi nggak bisa nyeritain apa yang kalian rasain ke mereka? Kalian cuma bisa jadi pendengar yang baik buat mereka. Kalian juga cuma bisa memendam apa yang ada di pikiran kalian. Bahkan, kalian ngadepin waktu terberat kalian sendirian, walaupun kalian punya banyak temen deket?
Atau pernah nggak sih, kalian merasa dibedakan? Atau lebih buruknya, kalian merasa sedikit dikucilkan? Perlakuan orang lain ke kalian beda dengan apa yang orang lain lakukan ke temen deket kalian. Kalian nggak dianggap dan seolah-olah kalian nggak pernah ada. Kalian bener-bener diperlakukn secara nggak adil, cuma karena kalian itu orang yang nggak terbuka?
Jadi orang yang tertutup, apa itu salah kalian? Apa emang dari awal kalian pengen dilahirkan sebagai orang yang tertutup? Kalian nggak bisa bersosialisasi dengan baik. Cepet minder, nggak percaya diri, malu, yang berujung menjadi seseorang yang pendiem? Apa kalian sekalipun nggak pernah nyoba buat jadi orang yang terbuka?
Ah, aku pernah, tapi gagal.
Kemanapun aku pergi, aku selalu dikucilkan dan dibedakan.
Read More
Published Jumat, Mei 22, 2015 by Hannan Izzaturrofa

Lonely

Pernah nggak sih, ngerasa sendirian di tengah keramaian? Atau tiba-tiba pengen nangis dengan alasan yang nggak jelas? Atau juga tiba-tiba pengen ngurung diri di kamar dan bener-bener nggak pengen ketemu siapa-siapa? Terkadang hidup terasa memberatkan. Tiba-tiba cuma pengen sendiri, berdiam diri.
Read More