Published Jumat, April 20, 2018 by Hannan Izzaturrofa

Pergi


"Sebuah kisah tentang menemukan tujuan, kemana hendak pergi, melalui kenangan demi kenangan masa lalu, pertarungan hidup-mati, untuk memutuskan kemana langkah kaki akan dibawa. Pergi."

- Pergi, Tere Liye




Alhamdulillah. Ini adalah novel pertama yang berhasil saya selesaikan minggu ini. Meskipun butuh waktu selama hampir empat hari untuk menyelesaikan bacaan ini, tapi saya tidak pernah kecewa dengan novel-novel milik Tere Liye. Dan Tere Liye memang merupakan salah satu penulis yang selalu saya tunggu-tunggu karyanya, yang apabila saya tahu bahwa ia baru saja menerbitkan sebuah karya, saya pasti akan langsung memburunya sampai dapat; tak mau sampai ketinggalan.

Dan, ya. Novel Pergi ini merupakan sekuel dari novel Pulang, yang juga milik Tere Liye. Namun, karena saya membaca novel Pulang itu sudah lama sekali, jadinya ada beberapa saat dimana saya kesusahan mengingat-ngingat kejadian demi kejadian yang menjadi kisah nostalgia di novel Pergi tersebut. Maklum, saya membaca novel Pulang di tahun 2015, tepat beberapa hari setelah novel tersebut diterbitkan. Sedangkan sekarang kan, sudah tahun 2018, hehe.

Intinya, saya hanya ingin mengatakan bahwa novel Tere Liye Pulang dan Pergi ini sejatinya mengajarkan pembacanya akan arti kehidupan; lebih tepatnya tentang tujuan. Kemana kita akan pulang; yang setelahnya diikuti dengan kemana kita akan pergi. Untuk apa kita hidup? Akan dibawa kemana hidup kita? Begitulah kurang lebihnya. Dan setelahnya, juga terdapat beberapa pelajaran mengenai kesetiaan, kasih sayang, dan lain sebagainya.

Saya yakin, pembaca sekalian pun tidak akan merasa kecewa setelah membaca novel Pergi milik Tere Liye ini. Meskipun novel ini banyak menggunakan kata-kata asing dan menceritakan tentang kejadian yang tidak umum, namun saya yakin, kalian tidak akan ketinggalan ataupun kebingungan dengan jalan ceritanya, sekaligus tidak akan kehilangan sedikitpun makna yang terkandung di dalamnya. Insya Allah.


Purwokerto, 20 April 2018; 20:35
Setelahnya saya langsung membaca novel yang lain;
yang sepertinya akan saya selesaikan malam ini;
atau paling lambat besok pagi;
karena saya sedang bersemangat sekali.